Raja Arthur, Legenda Heroik nan Magis Seorang Penguasa dari Tanah Britania
Ada sebuah legenda dari tanah Britania. Legenda ini digambarkan dengan begitu heroik dan begitu kental dengan hal-hal berbau mistik. Sebagian percaya bahwa legenda ini fakta adanya. Sedangkan, mereka yang skeptis meyakini bahwa legenda tersebut tak lebih dari sekadar bualan tanpa bukti mendasar. Legenda itu bernama Arthur.
Legenda ini, sebagaimana namanya, mengisahkan raja Arthur sang pemimpin legendaris Britania sebagai protagonis utama yang berhasrat mencari cawan suci dan menghalau serangan prajurit Saxon untuk menyelamatkan kerajaanya, Camelot.
Lalu bagaimana kisah ini bermula?
Dalam legenda yang beredar, Arthur terlahir pada abad 5 atau 6 masehi. Ia merupakan putra dari raja Britania, Uther Pendragon. Namun, karena konflik yang sedang berlangsung, seorang penyihir baik hati bernama Merlin, menyarankan agar bayi Arthur sebaiknya dibesarkan di tempat yang tersembunyi dan tak ada orang yang boleh mengetahui identitasnya.
Seiring waktu berlalu, raja Pendragon meninggal, dan perseteruan untuk memperebutkan kursi kerajaan pun tak terelakkan. Merlin kemudian menggunakan sihirnya untuk menancapkan sebilah pedang legendaris, Excalibur, ke sebuah bongkahan batu. Pada pedang tersebut, tersepuh tulisan emas yang berbunyi, “Barangsiapa yang mampu mencabut pedang ini, berarti ia merupakan raja di dataran Inggris.
Semua yang berhasrat untuk duduk di kursi kerajaan satu demi satu mencoba mencabut pedang tersebut. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mampu. Hingga kemudian, seorang pria yang memang punya garis keturunan sah dari raja Pendragon bernama Arthur berhasil menarik pedang pusaka tersebut dari tempatnya. Ia pun dinobatkan menjadi raja.
Arthur dan prajurit meja bundar
Dalam memimpin kerajaannya, ia mengumpulkan para prajurit terpilih untuk merebut kembali kerajaan dari bangsa Saxon. Sejak kerajaan Romawi angkat kaki dari Britania, bangsa ini secara lambat namun pasti, mulai mengambil alih negara Inggris.
Kerajaan Arthur bernama Camelot. Di kastil yang ia bangun, ia mengajak para prajurit untuk bertemu di meja bundar. Di sini mereka kerap mendiskusikan isu-isu penting kerajaan. Bentuk meja yang bundar bisa diartikan bahwa semua yang duduk di meja ini punya kedudukan yang setara.
Usai sekian banyak peperangan dahsyat dan kemenangan utama di gunung Badon, raja Arthur berhasil memukul mundur prajurit Saxon.
Pencarian cawan suci
Cawan suci adalah artefak sakral yang diyakini menampung darah Yesus Kristus. Konon, cawan ini menyimpan kekuatan magis yang dapat menyembuhkan dan membuat abadi pemiliknya. Kisah cawan suci digambarkan sebagai simbol umat kristriani dan kisahnya mulai muncul pada abad ke-12 dan ke-13.
Raja Arthur dan para prajuritnya pun mulai mencari keberadaan cawan suci tersebut. Namun, semuanya gagal. Dipanggilah tiga ksatria pilihan; Sirs Bors, Sirs Perceval dan Sir Galahad. Dalam petualangannya, mereka sebetulnya telah menemukan cawan tersebut.
Namun, Galahad yang tiba-tiba dikaruniai sebuah visi, mengatakan bahwa kerajaan Camelot tak pantas mendapatkan artefak ini. Dan ketiganya pun membawa cawan suci ini ke kota suci Sarras, di Timur Tengah. Ketika telah dikembalikan ke kota Sarras, muncul cahaya misterius dari langit, dan cawan suci kemudian diangkat ke surga. Sehingga hasrat raja Arthur untuk memilikinya pun sirna.
Akhir riwayat raja Arthur
Untuk terakhir kalinya, sang raja turun bertempur dalam sebuah peperangan bernama pertempuran Camlann. Dari berbagai sumber yang memuat kisahnya, dikisahkan bahwa di peristiwa inilah sang raja mengembuskan nafas terakhirnya.
Ketika mengetahui bahwa istrinya, Guinevere, main serong dengan ksatria terbaik sekaligus sahabat terbaiknya, Sir Lancelot, Arthur murka. Ia pun mengasingkan Lancelot ke Perancis. Namun, Arthur yang masih belum memaafkan, mengejarnya ke negara tersebut. Kerajaannya pun dititipkan kepada putranya, Mordred.Ternyata, Mordred ingin mengambil alih kekuasaan dari tangan Arthur. Mendengar kabar ini, Arthur segera kembali ke negaranya untuk merebut kembali kerajaannya.
Meletuslah pertempuran Camlann. Dalam pertempuran ini, Mordred dan Arthur sama-sama menderita luka parah. Kemudian muncul tiga ratu peri yang membawa Arthur ke pulau misterius di Avalon, dan diyakini menyembuhkan lukanya. Namun, Arthur tak lagi terlihat sejak saat itu.
Mereka yang percaya dengan legenda heroik nan magis ini percaya bahwa ia belum tewas. Mereka percaya bahwa sang raja saat ini sedang tertidur panjang di bukit keramat dan menunggu dibangunkan suatu saat untuk membela kembali tanah Britania, ketika bangsa ini sedang sangat membutuhkan keberadaannya.
No comments :