Header Ads

8 Fakta Unik Sekolah di Jepang yang Bikin Dunia Iri





Ketika menyebut negara dengan sistem pendidikan terbaik, tentu nama Finlandia yang pasti bakal muncul. Tidak salah memang karena terbukti negara dingin ini berhasil mencetak para siswanya menjadi para jawara. Finlandia luar biasa pendidikannya, tapi negara ini bukan satu-satunya yang terhebat. Jepang, si negeri sakura ini juga bisa dikatakan memiliki sistem pendidikan yang terbukti tokcer.


Soal pendidikan Jepang sangat luar biasa pula. Hal ini terbukti dari bagaimana negara tersebut berkembang. Tentang kehebatan pendidikan Jepang, tentu hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan melainkan lahir dari sebuah sistem yang memang dibuat. Uniknya, sistem yang kemudian melahirkan pendidikan sangar di negara itu, lahir dari hal-hal yang biasa dibilang sangat biasa dan bisa ditiru dengan mudah oleh setiap negara.


Lalu, apa saja sih hal-hal yang bikin pendidikan di Jepang juara? Ketahui lewat ulasan berikut.


Tatakrama adalah segalanya


Tatakrama [image source]
Tidak ada ujian yang diberikan untuk siswa sampai usianya mencapai 10 tahun. Anak-anak di sana lebih diajarkan bagaimana menghargai orang lain dan menyayangi hewan serta alam di sekitar. Mereka juga diajarkan untuk menjadi orang dermawan yang penuh semangat dan rasa empati tinggi serta bagaimana mengendalikan diri.


Sekolah di Jepang tidak menyewa tukang bersih-bersih


Bersih-bersih sekolah [image source]
Di Jepang, semua murid bertanggungjawab membersihkan kelas, kantin, bahkan toilet sekolah. Pemerintah Jepang percaya bahwa dengan memberikan siswa tanggungjawab demikian, mereka dapat belajar apa itu team work dan dapat membantu sesama. Selain itu, mereka bisa belajar menghargai hasil kerja sendiri dan orang lain dengan cara yang sederhana tersebut.


Makan siang sudah disediakan sekolah


Makan siang [image source]
Sekolah-sekolah di Jepang juga menyediakan makan siang untuk siswa-siswanya dengan menu yang sehat dan bergizi seimbang. Bahkan pihak sekolah benar-benar memilih koki yang profesional dan menyewa ahli gizi untuk menentukan menunya agar sang murid gizinya terpenuhi. Selain itu murid juga diberi kesempatan untuk makan bersama di kelas beserta sang guru agar hubungan di sekolah semakin baik.


Les sepulang sekolah? Kenapa tidak?


les tambahan [image source]
Agar dapat diterima di SMP atau SMA favorit, murid-murid di Jepang sudah terbiasa mengikuti les tambahan setiap harinya di sore hari. Sangat lumrah bila setiap sore kita melihat anak-anak SD kembali di sekolah berbekal tas andalan mereka. Les ini juga biasanya tetap dilakukan saat akhir pekan dan hari libur. Itulah yang membuat siswa-siswa di Jepang tidak ada yang pernah tinggal kelas.


Sekolah masih menerapkan pelajaran menulis kaligrafi dan puisi lama


Kaligrafi Jepang [image source]
Kaligrafi Jepang biasanya ditulis dengan menggunakan kuas dari bambu yang dicelupkan pada tinta. Bagi masyarakat Jepang tradisi ini dikenal sangat jadul dan jarang ada yang mengetahuinya. Siswa-siswa Jepang juga diajari menulis Haiku, sebuah puisi yang memiliki makna sangat mendalam bagi pembacanya. Dua kelas tersebut bertujuan agar siswa dapat menghormati budaya dan tradisi kuno.


Siswa diwajibkan mengenakan seragam


Seragam sekolah [image Jepang]
Hampir semua siswa di Jepang berkewajiban menggunakan seragam sekolah. Ada beberapa sekolah yang mewajibkan siswa menggunakan model seragam tradisional Jepang yang mirip dengan kostum pelaut. Peraturan ini dibuat dengan agar tak ada batasan antar siswa. Seragam sekolah juga bisa dianggap sebagai kebanggaan para siswa.


Angka kehadiran siswa mencapai 99,99%


Angka kehadiran [image source]
Mungkin banyak dari kita yang setidaknya pernah 1 hari bolos sekolah. Murid-murid di Jepang hampir tidak pernah bolos sekolah ataupun datang terlambat ke sekolah. Menurut laporan, ada sekitar 91% siswa di sana tidak pernah melakukan hal tersebut. Mereka juga dikenal tak pernah mengacuhkan guru mereka.


Sekali ujian untuk menentukan masa depan


examination hell [image source]
Setelah lulus dari SMA, semua murid harus mengikuti ujian untuk menentukan masa depan mereka. Para siswa bisa memilih perguruan tinggi mana yang mereka sukai. Setiap perguruan tinggi memiliki standard nilai masing-masing dan bila siswa tersebut tidak bisa mencapainya maka bisa saja mereka tak meneruskan pendidikan. Hanya ada 76% siswa yang berhasil lolos dalam ujian tersebut. Itulah mengapa kemudian mereka menjuluki ujian ini sebagai ‘examination hell’.


Berbicara tentang sistem pendidikan di dunia memang tidak pernah ada habisnya. Tiap negara memang punya caranya masing-masing untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki. Bila negara tetangga seperti Jepang saja bisa dianggap sebagai kiblat dalam sistem pendidikan, lalu kenapa kita tidak bisa?




No comments :

Powered by Blogger.