Benarkah Soeharto Pernah Ditampar Alex Kawilarang Karena Jadi Prajurit Nakal?
Manurutmu apakah Kawilarang sanggup berdiam diri melihat bawahannya yang seperti itu?
Sejarah Indonesia memang tak pernah lepas dari hal-hal yang mengejutkan. Mulai dari cerita semangat bertempur selepas meminum darah rekan seperjuangan, salah menghitung tanggal melakukan serangan, mengajak musuh ngopi, dan lainnya. Dari banyaknya kisah menarik sejarah Indonesia, ada satu cerita yang cukup membuat publik bertanya-tanya terkait mantan Presiden Soeharto.
Ada berkas sejarah yang menyebutkan bahwa saat berpangkat Letnan Kolonel, Soeharto sempat ditampar oleh atasannya yaitu Kolonel Kawilarang. Cerita ini tentu saja membuat kita semua jadi penasaran dengan kebenarannya karena jika itu terjadi pastilah sang letkol telah melakukan kesalahan fatal.
Kolonel Kawilarang merupakan sosok yang sangat berjasa bagi kesatuan TNI
Sebelum kita membahas mengenai tragedi penamparan itu, ada baiknya bila mengengal sosok Kawilarang terlebih dahulu. Kolonel (purn) Alex Kawilarang adalah orang yang berperan sangat penting dalam pembangunan pasukan elite yang saat ini dikenal dengan nama Kopassus. Alex sebelumnya sempat mengikuti pendidikan sebagai perwira di Koninklijk Militaire Academie (KMA) Bandung. Setelah itu dirinya dipercaya menjadi perwira Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL) tahun 1942.
Barulah kemudian sang perwira bergabung dengan TNI pada 1945 dengan karir yang cukup cemerlang. Prajurit ini juga dikenal berhasil dalam operasi penupasan pemberontakan Andi Azis, Republik Maluku Selatan, dan pemberontakan Kahar Muzakkar. Dari situlah kemudian Alex berdiskusi dengan Letkol Slamet Riyadi untuk membentuk pasukan elite. Dan pada tahun 1951-1956, Kawilarang diangkat menjadi Panglima Komando Tentara dan Teritorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di daerah Makassar.
Soekarno menerima laporan yang salah
Peristiwa penamparan Soeharto bermula dari kisah Kawilarang saat menemui Presiden Soekarno. Saat itu Soeharto yang masih berpangkat letnan kolonel, pemimpin Brigade Garuda Mataram melapor pada Kolonel Kawilarang mengenai kondisi Makassar yang aman dan terkendali. Setelah menerima laporan sang atasan langsung menemui presiden pertama Indonesia untuk mengabarkan berita baik tadi.
Bukannya pujian yang diterima Kawilarang, melainkan wajah kesal sang presiden sambil menunjukkan radiogram yang berisi informasi tentang sudah jatuhnya Makassar ke tangan kelompok pemberontak Andi Azis. Bayangkan apa yang dirasakan Alex Kawilarang saat itu di depan orang nomer satu Indonesia tadi? Kemudian dia langsung memutuskan untuk kembali terbang ke Makassar.
Soeharto ditampar ketika menyambut sang kolonel
Tentu saja perjalanan ke Makassar dilakukannya dengan perasaan yang malu sekaligus kesal. Itulah mengapa sesampainya Kolonel Alex Kawilarang di Lapangan Terbang Mandai beliau langsung menghampiri Letnan Kolonel Soeharto yang tampak menunggunya. Tanpa berbasa-basi sang kolonel langsung menampar Soeharto sambil bertanya, “sirkus apa-apaan ini?”
Sontak semua orang yang berada di sana kaget dan bingung. Versi lain juga menyebutkan bahwa sesampainya di lapangan terbang, Alex Kawilarang langsung menanyakan keberadaan komandan Brigade Mataram itu dan merasa semakin kesal karena anak buah Soeharto malah pergi melarikan diri. Setelah berhasil menemukan si letkol, barulah Kawilarang melayangkan tamparannya.
Klarifikasi Kolonel Kawilarang
Banyaknya versi insiden tersebut membuat para pecinta sejarah penasaran dan mencari kebenarannya. Sampai suatu hari wawancara khusus dengan Kolonel (purn) Alex Kawilarang terkuak. Saat itu Kawilarang malah menyatakan hal yang sebaliknya. Menurutnya bukan dia yang melakukan penamparan melainkan Letkol Soeharto pada Letnan Parman.
Waktu itu Soeharto berencana menyelundupkan beberapa mobil hasil rampasan. Usaha tersebut gagal karena diketahui oleh Letnan Parman yang memang bertanggungjawab atas keamanan pelabuhan Makassar. Sang letnan langsung mencegah Soeharto, tatapi alih-alih merasa bersalah Letkol Soeharto langsung marah dan menampar Parman. Namun menurut logika, kira-kira apa yang akan dilakukan Kawilarang sebagai atasan saat mengetahui kejadian itu? Apakah mungkin dia hanya diam saja?
Yang pasti banyak pihak yang beranggapan wajar saja Kolonel Kawilarang menampar bawahannya itu karena bukan rahasia lagi bila Soeharto dikenal sebagai tentara yang nakal. Belum lagi banyak spekulasi yang muncul tentang ketidakpuasan Kawilarang pada kinerja pemerintah saat rezim Soeharto yang semankin menguatkan anggapan tentang ketidakharmonisan hubungan kedua orang ini. Next
No comments :