Yang Xinhai, Pembunuh 67 Orang karena Kesal Diputusin Pacar
Apa yang kamu lakukan kalau diputusin pacar? Nangis? Marah-marah? Atau ngerusak barang-barang yang ada di rumahmu? Asalkan nggak merugikan orang lain, bolehlah melakukan hal-hal yang agak esktrem untuk melampiaskan kekesalanmu. Tapi, tetap kontrol dan jangan sampai melakukannya dengan sangat berlebihan yang bisa bikin banyak orang repot. Lebih-lebih sampai melakukan aksi kriminal.
Putus cinta lalu berbuat kriminal memang kesannya agak lebay ya, tapi yang seperti ini memang benar pernah terjadi. Sebut saja Yang Xinhai, pria asal Tingkok ini melakukan aksi kriminal ekstrem gara-gara diputus kekasihnya. Bukan merampok atau maling, Xinhai memutuskan melampiaskan kekesalannya dengan membunuh. Bukan satu dua orang lho korbannya. Mungkin kalau dihitung-hitung bisa mencapai satu RT.
Tak ayal aksinya itu bagai momok yang bikin masyarakat ketakutan. Lalu, kenapa bisa seperti ini dan apa yang sebenarnya terjadi? Ketahui jawabannya lewat ulasan berikut.
Punya Bakat Menjadi Kriminal
Yang terlahir sebagai anak bungsu di keluarga yang sangat miskin di Provinsi Henan, Tiongkok. Ia memiliki otak yang cerdas tapi tidak pernah mendapatkan pendidikan tinggi. Akibatnya ia tidak bisa menggunakan otaknya untuk hal-hal yang bermanfaat. Saat bekerja sebagai buruh di berbagai pabrik, ia selalu saja membuat ulah. Berkali-kali ia dipecat dan dilaporkan ke polisi karena pencurian. Pada tahun 1996 ia dipenjara karena terbukti melakukan pemerkosaan.
Menjadi Sampah Masyarakat
Selepas keluar dari penjara, Yang menjalin hubungan asmara yang tidak berlangsung lama karena kekasihnya memutuskannya setelah tahu Yang pernah dipidana. Pacar Yang tentu merasa ketakutan karena menjalin hubungan dengan mantan pemerkosa. Yang merasa bukan hanya pacarnya saja yang membuangnya, namun juga masyarakat di sekitarnya. Ia menjadi kesal dan mulai membalas dendam dengan melakukan berbagai tindakan kriminal seperti perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, dan penganiayaan. Menurut laporan lain, Yang tidak pernah benar-benar mengatakan motifnya sehingga cerita mengenai mantan pacarnya mungkin hanya spekulasi penyidik atau media.
Menggunakan Modus yang Kejam
Apa yang dilakukan Yang pada korban-korbannya mungkin tidak bisa kita bayangkan saking kejamnya. Yang tidak memilih-milih, anak-anak dan ibu hamil pun ia jadikan target. Di malam hari, ia masuk ke dalam rumah korban dan membuka setiap kamar untuk membunuh penghuninya satu per satu. Semua korbannya tewas karena dipukul oleh benda tumpul seperti palu, atau dibacok dengan mengunakan kapak atau pisau daging, terkadang ia juga menggunakan sekop. Jika korbannya perempuan, ia akan memperkosanya terlebih dahulu.Tercatat ia membunuh 67 orang, memperkosa 23 orang, dan menganiaya 10 orang hingga mengalami cedera berat dalam kurun waktu 3 tahun.
Mendapatkan Kepuasan dari Membunuh
Kerabat Yang mengatakan bahwa pria kelahiran tahun 1968 ini terobsesi dengan frase “Dataran Plato”. Frase itu adalah nama tempat karangannya untuk cerita-cerita pembunuhan yang sedang ia tulis. Cerita pembunuhan itu bisa ditemukan beberapa benda milik Yang. Tampaknya ia memang memiliki obsesi dengan pembunuhan. Sebelum diadili, Yang mengaku ia mendapatkan kepuasaan saat membunuh. Saat melakukan pembunuhan, ia malah mendapatkan energi untuk membunuh lagi dan lagi. Ia tidak peduli apakah korban memang pantas mati atau tidak. Ia tidak peduli dengan masyarakat karena ia merasa tidak menjadi bagian dari masyarakat.
Tertangkap dan Dihukum Mati
Monster Pembunuh ini telah berkeliling Tiongkok dan melancarkan aksinya di berbagai daerah. Dia adalah horor bagi warga dan harus segera ditangkap. Di bulan November 2003, Yang ditangkap oleh polisi yang mencurigai tindak-tanduknya saat berada di klub malam. Yang tidak melawan dan malah mengakui kejahatannya. Bahkan, pada saat sidang perkara, ia tidak melakukan pembelaan berarti sehingga ia ditetapkan bersalah dalam waktu kurang dari satu jam. Dua minggu kemudian ia dihukum mati.
Apa yang dilakukan oleh Yang Xinhai tentu berhubungan dengan kejiwaannya karena motifnya sangat sepele. Sayang, tidak sempat dilakukan pemeriksaan atas kejiwaan Yang sehingga tidak ada yang tahu pasti apa yang membuatnya melakukan kejahatan-kejahatan itu. Manusia semacam Yang tidak akan habis hanya karena satu orang sudah dieksekusi mati. Untuk mencegah itu, sebaiknya kita mengamati orang di sekitar kita dan membantu mereka yang jiwanya membutuhkan pertolongan.
No comments :