Henry Howard Holmes, Dokter Sakit Jiwa yang Jadi Pembunuh Berantai Paling Ditakuti
Dokter Henry Howard Holmes adalah pembunuh berantai pertama di Amerika yang didokumentasikan pada zaman modern. Pria yang punya nama lahir Herman Webster Mudgett ini lahir pada tanggal 7 Mei 1860. Ia mengaku telah menghabisi 27 nyawa. Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, diketahui bahwa ia telah membunuh lebih dari 200 orang.
Namun, yang membuatnya mengerikan bukanlah perkara jumlahnya. Semua korbannya dibunuh dengan cara yang kreatif, kejam, dan menyeramkan. Semuanya ia lakukan di sebuah hotel yang ia bangun khusus untuk melaksanakan ritual kejinya tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana kisah lengkap psikopat ini, mari kita simak data dan faktanya di bawah ini.
1. Sejak kecil kerap disiksa oleh ayah dan teman-temannya
Pria ini sejatinya adalah seorang yang malang. Sejak kecil ia sudah menderita hebat. Ia adalah putra dari seorang petani yang sering mabuk dan tak segan memukulinya jika Holmes kecil berbuat kesalahan.
Ia juga kerap diejek dan ditakut-takuti oleh teman sebayanya. Ketika kawan mereka mengetahui kalau Holmes takut dengan segala hal yang berhubungan dengan dokter, mereka pun menyeret dan memaksa dirinya untuk berhadapan dengan model rangka manusia di kantor seorang dokter.
Meski kala itu ia begitu ketakutan, namun Holmes mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut telah melenyapkan ketakutan dirinya terhadap kematian. Peristiwa ini kemudian erat dikaitkan sebagai penyebab penyimpangan sekaligus obsesi kejinya yang sangat fenomenal.
2. Pembunuhan telah ia lakukan sejak usia remaja
Pada umur 17 tahun, ketika remaja lainnya asyik merayakan masa-masa pra-dewasa, Holmes telah melakukan pembunuhan pertamanya. Korbannya adalah kawan lamanya di sekolah. Motifnya sendiri adalah tagihan asuransi.
Sejak kecil kemampuan akademisnya cemerlang, sehingga tak heran ia bisa pun bisa diterima di universitas Michigan sebagai seorang dokter.
Pada tahun 1879 ketika ia berusia 19 tahun, ia menikahi seorang gadis bernama Clara. Dua tahun kemudian, pasangan tersebut memperoleh seorang putra, namun pada tahun 1887 Holmes meninggalkan dan mencampakkan mereka untuk kemudian menikah dengan gadis lain bernama Myrta Belknap. Padahal saat itu ia belum secara resmi menceraikan Clara.
Terakhir, ia menikah lagi pada tanggal 17 Januari 1894, kali ini wanita yang ia nikahi bernama Georgiana Yoke. Tak lama sebelum ia ditahan atas kejahatan pemalsuan uang asuransi. Jadi, secara teknis Holmes masih merupakan suami sah dari Clara, Myrta, dan Georgiana.
3. Hotel jagal, yang rahasianya hanya diketahui oleh Holmes seorang
Holmes menetap di kota Chicago dan mendapat pekerjaan di sebuah apotek. Setelah bekerja keras beberapa tahun di apotek tersebut, Ia membeli sebidang tanah di seberang tempat kerjanya tersebut dan mulai membangun hotel tiga lantai.
Selama pembangunannya, ia berkali-kali mengganti kontraktor beserta kuli bangunannya. Ia beralasan bahwa mereka tak memenuhi standar yang ia inginkan. Kenyataannya, hal itu ia lakukan agar tak ada orang lain selain dirinya yang tahu konstruksi luar dalam bangunan tersebut secara spesifiknya.
Dalam cetak birunya sendiri, hotel tersebut berisikan 51 pintu yang terhalang oleh tembok, 100 ruangan tanpa jendela, tangga-tangga yang ujung pangkalnya tak diketahui, dan dua buah tungku perapian.
4. Metode pembunuhan yang tak terbatas
Di ruangan yang mirip labirin ini, semua korban dokter Holmes bisa mengalami kepedihan yang bermacam-macam. Salah satu metode kematian di hotel mengerikan ini, korban yang kurang beruntung akan dikunci di sebuah ruangan yang dilapisi oleh besi, setelah itu si dokter akan menyalakan penyembur api untuk memanaskan seisi ruang yang ditempati korbannya. Sehingga si korban akan mati meleleh, secara perlahan.
Cara lainnya, meskipun terdengar biasa, namun tetap saja mengerikan. Korban akan ditempatkan di sebuah ruangan kecil nan pengap. Holmes, kemudian akan menyemburkan gas beracun ke dalam ruangan. Dan menyaksikan korbannya mati keracunan.
Ada lagi metode di mana korban hanya akan dikunci di sebuah ruangan kosong, kedap suara, dan tanpa jendela sama sekali. Dan ia akan dibiarkan mati kelaparan dan kehausan. Hal ini biasanya bertahan selama beberapa hari, tergantung ketahanan korban itu sendiri. Ada banyak sekali metode pembunuhan yang inovatif dan variatif yang sepertinya terlalu menjijikan jika harus dibeberkan semuanya di sini.
Hotel tersebut didesain secara sempurna sebagai tempat penjagalan manusia. Holmes merancang sebuah sistem alarm yang terhubung dengan semua pintu di setiap koridor dan ruangan hotel tersebut. Sehingga, setiap gerak-gerik tamu atau korbannya dapat diketahui oleh Holmes.
Ada sebuah elevator dan seluncuran rahasia yang menuju ke ruang bawah tanah. Sehingga, mayat korban yang telah dimutilasi dan disiksa oleh Holmes dapat dibuang dengan mudah ke bawah sini.
5. Horor ini baru berakhir dan terungkap sepenuhnya ketika Holmes ditangkap
Awalnya Holmes ditangkap bukan karena kejahatan pembunuhannya. Ia ditangkap atas penipuan dan penggelapan uang asuransi yang akhirnya terendus pihak kepolisian. Lalu, pihak kepolisian mengetahui kalau ia menyusun pemalsuan kematian salah satu kenalannya, Benjamin Pitezel, untuk mengelabui sistem polis asuransi.
Setelah itu, ia lalu benar-benar menghabisi nyawa kenalannya tersebut. Holmes juga membunuh putri kenalannya dengan cara menyekapnya di kamar gas beracun. Barulah, beberapa bulan setelah ia ditahan, kekejaman dan peristiwa mengerikan di hotel tersebut terungkap atas hasil penyelidikan seorang detektif. Usai menjalani hukuman tahanan selama beberapa bulan, Holmes akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Pada tahun 1896, ia dihukum gantung.
Sebelum dieksekusi, ia meminta agar jasadnya dikebumikan sedalam 10 kaki dan ditimbun dengan semen, sebab ia tak ingin ada pencuri makam yang menggali kuburnya dan mencuri bagian tubuhnya. Meski permintaany begitu janggal, namun permintaan tersebut pada akhirnya tetap saja dikabulkan.
Sementara itu, hotel jagalnya hancur akibat dilalap si jago merah. Tidak diketahui siapa pelakunya. Namun, warga setempat tak peduli dan merasa bahwa hotel tersebut memang harus dihancurkan agar tak menjadi objek wisata serta untuk menghormati arwah para korban.
No comments :