Pol Pot, Diktator Kamboja yang Tak Kalah Kejam daripada Hitler
Kedamaian dan keharmonisan suatu wilayah sangat tergantung pada pemimpinnya. Ketika sang pemimpin adalah seorang diktator yang notabene memerintah dengan cara otoriter dan sering menindas rakyatnya, maka tentu hanya kekacauan dan kerusakan yang akan terjadi. Dan di dunia ini ada banyak penguasa yang ditakuti karena cara memimpinnya yang mengerikan. Salah satunya adalah Pol Pot. Siapa dia?
Pria kelahiran Saloth Sar pada tanggal 19 Mei 1928 ini merupakan seorang pemimpin gerakan komunis Kamboja. Pol Pot dikenal sebagai seorang revolusioner Kamboja yang memimpin Khmer Merah (1963-1997). Setelah pasukannya berhasil menaklukkan Phnom Penh, ia menjadi pemimpin Kamboja (17 April 1975). Tak lama kemudian, ia memiliki kekuasaan yang lebih sebagai perdana menteri dari Demokratik Kamboja pada periode 1976-1979.
Dalam catatan sejarah, pria yang meninggal dunia di usia 69 tahun pada tanggal 15 April 1998 ini memimpin sebuah kediktatoran totaliter. Untuk lebih lengkapnya, langsung saja kita ungkap sejumlah kekejaman yang terjadi di masa kepemimpinannya berikut ini.
Kematian Penduduk Kamboja Mencapai 25 Persen
Dalam kediktatoran totaliter yang diterapkan di bawah kepemimpinan Pol Pot, ada sebuah kebijakan yang diberlakukan. Kebijakannya adalah membuat masyarakat yang tinggal di kota pindah ke desa. Apa tujuannya? Tujuannya adalah untuk dipekerjakan di pertanian. Tapi jangan dibayangkan mereka bekerja dengan nyaman dan tenang. Para penduduk tersebut bekerja di pertanian secara kolektif dengan proyek kerja paksa.
Sekitar 1,5 Juta Penduduk Kamboja Dibantai di Bawah Rezim Pol Pot
Tak lama setelah berkuasa, Khmer Merah mengevakuasi 2,5 juta penduduk Phnom Penh. Para pegawai negeri, dokter, guru, dan lainnya dipaksa untuk turun ke ladang untuk bekerja. Harta benda mereka pun dirampas. Jika ada yang komplain, menyembunyikan ransum, atau melanggar peraturan, maka mereka akan dimasukkan ke penjara S-21 lalu dibunuh. Tulang belulang orang yang meninggal karena kekurangan gizi atau masalah kesehatan juga memenuhi kuburan massal. Sungguh bikin bulu kuduk merinding membayangkannya.
Di Bawah Pemerintahan Pol Pot, Negara Mengontrol Segala Aspek Kehidupan Masyarakat
Kebebasan menjadi sebuah hal yang begitu mahal di bawah pemerintahan Pol Pot. Pada zaman pemerintahannya, negara mengontrol semua aspek kehidupan masyarakat. Uang, harta benda pribadi, perhiasan, perjudian, buku-buku, dan agama semua dicabut. Lahan pertanian dimiliki secara kolektif. Anak-anak dipaksa keluar dari rumah dan dimasukkan ke militer. Semua ada aturan ketatnya, mulai dari perkara hubungan seksual, tata bahasa yang digunakan, hingga pakaian yang dikenakan. Bisa dibayangkan betapa sengsaranya kehidupan masyarakat saat itu.
Eksekusi Keluarga dan Akhir Hidup
Tanggal 10 Juni 1997, Pol Pot mengeluarkan perintah yang mengerikan. Ia memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya sendiri yang bernama Son Sen juga terhadap sebelas anggota keluarganya. Apa pasal? Orang-orang tersebut rupanya mencoba mengadakan kesepakatan dengan pemerintah.
Berawal dari anak desa biasa, Pol Pot mampu memuncaki Kamboja. Namun sayang, di tangannya, negara tersebut berubah menjadi tak karuan. Alih-alih sejahtera, Kamboja bak tempat nestapa dengan seribu duka. Hari ini sisa-sisa kekejaman Pol Pot masih bisa kita saksikan melalui berbagai museum yang ada di sana.
No comments :