Pakai Pasukan Hantu, 30 Pasukan Garuda Mampu Tekuk 3.000 Pemberontak Kongo
Pasukan Garuda atau Kontingan Garuda adalah pasukan yang dikirim oleh Indonesia untuk keperluan perdamaian di bawah bendera dari PBB. Sejak tahun 1957, Indonesia telah mengirimkan banyak sekali pasukan ke seluruh dunia. Hingga sekarang sudah ada 26 kontingen yang dikirim ke kawasan konflik yang cukup berbahaya di Asia dan Afrika.
Selama menjalankan tugas, Pasukan Garuda dikenal memiliki banyak prestasi. Mereka tidak hanya lihat dalam menggunakan senjata saja. Tapi juga menggunakan strategi yang unik namun sangat tetap untuk menumpas musuh. Salah satu strategi yang digunakan adalah menggunakan hantu untuk menumpas musuh di Kongo. Berikut ceritanya.
Latar Belakang Konflik yang Ada di Kongo
Pada tahun 1962, konflik cukup besar dan mematikan terjadi di Kongo. Konflik ini terjadi antara pasukan dari pemerintah dan kaum pemberontak yang dipimpin oleh Moise Tsimbe. Kelompok ini berusaha melakukan serangan dengan membawa banyak sekali pembelot yang bersenjata. Kelompok ini juga dilatih dengan baik sehingga untuk menghadapinya butuh strategi khusus.
Untuk menyelesaikan konflik yang ada di Kongo ini, PBB akhirnya mengirimkan pasukan dari Indonesia. Pasukan Garuda III datang ke sana dengan jumlah yang tidak begitu banyak. Mereka membuat markas dan menyusun strategi untuk menumpas banyak pemberontak tanpa membuat mereka membunuh mereka.
Serangan Pemberontak Kongo di Markas Indonesia
Kedatangan pasukan dari Indonesia membuat pemberontak merasa memiliki musuh. Mereka menganggap pasukan dari Indonesia yang datang hanyalah pengganggu yang akan menggangu semua rencana. Akhirnya dengan kekuatan yang besar. pasukan ini melakukan serangan bersenjata ke markas Pasukan Garuda yang kala itu hanya berisi 300 pasukan saja.
Sebanyak 2.000 pasukan pemberontak dari Kongo melakukan serangan membabi buta tanpa strategi. Berbekal kemampuan militer dan strategi yang tepat, Serangan ini segera bisa diredam. Akhirnya pasukan musuh bisa dilemahkan sehingga mereka bisa dipukul mundur untuk kembali ke sarannya. Dalam peristiwa ini pasukan Indonesia tidak banyak yang mengalami luka sehingga serangan balasan bisa dilancarkan.
Strategi Pasukan Hantu yang Sangat Mujarab
Pasukan Garuda memiliki kelebihan berupa strategi yang bisa dipadukan dengan kebiasaan penduduk yang ada di sana. Pada strategi pembalasan ini, pasukan menggunakan hantu sebagai tumpuan menangkap musuh. Setidaknya 30 orang pasukan menyamar menjadi hantu dengan pakaian putih. Mereka naik kapal di atas Tanganyika untuk menyergap musuh yang jumlah mencapai 3.000 orang.
Strategi yang dilakukan oleh pasukan ini bisa dibilang nekat. Dengan kekuatan 30 orang mereka akan menyergap 3.000 orang. Dengan rasio seperti ini, peluang untuk kalah sangat besar. Tapi mereka tetap mencoba dan akhirnya berhasil. Ternyata pasukan pemberontak sangat percaya dengan hantu dan takut kepadanya. Saat ditakut-takuti oleh 30 orang pasukan, mereka akhirnya menyerahkan diri dan meminta ampun. Satu persatu anggota pemberontak ini akhirnya ditangkap. Oh ya, pada penyergapan ini tidak ada korban jiwa.
Pasukan Hantu yang Dicintai Masyarakat Kongo
Berita ditangkapnya 3.000 pasukan pemberontak oleh 30 Pasukan Garuda langsung jadi perbincangan banyak orang. Penduduk yang ada di Kongo menyebut Pasukan Garuda sebagai pasukan hantu dan sangat mempercayainya. Bahkan pasukan dari Indonesia ini dianggap sebagai pahlawan dari Kongo meski berasal dari negeri jauh.
Kecintaan masyarakat Kongo pada pasukan Indonesia tidak hanya terjadi pasca penyergapan. Mereka menyukai keramahan dari pasukan yang mau mengajarkan banyak hal. Misal mengajarkan bagaimana mengolah singkong yang tepat. Selama itu, masyarakat kongo hanya mengolah singkong menjadi tepung dan mengolahnya jadi makanan yang tidak enak. Masuknya pasukan dari Indonesia membuat mereka belajar banyak hal yang bermanfaat.
Inilah kisah tentang pasukan hantu yang pernah digunakan oleh pasukan Indonesia. Dengan strategi yang tepat, Pasukan Garuda III mampu menuntaskan masalah dengan cepat. Bravo untuk Indonesia! Next
No comments :