Juana ‘Los Zetas’, Pembunuh Bayaran Cantik yang Tak Segan Minum Darah Korbannya
Entah kenapa pembunuh bayaran wanita selalu identik dengan wajah yang cantik, body yang seksi, dan hidupnya yang glamor. Nggak perlu kaget deh, karena mereka ini mendapatkan upah yang tinggi untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Wajar saja karena membunuh juga bukan hal semudah membalikkan telapak tangan. Walau begitu, tetap saja mereka cantik-cantik mematikan.
Di kuping kita, mungkin masih asing dengan nama pembunuh bayaran wanita, Juana. Ia adalah seorang wanita cantik dan seksi yang sayangnya berprofesi menjadi pencabut nyawa orang. Tapi , lama kelamaan ia menikmati pekerjaannya itu.
Juana adalah pembunuh bayaran wanita dari kartel Los Zetas. Mereka ini merupakan gangster bengis yang beroperasi di wilayah Meksiko. Kali ini kita akan latar belakang dan cara kerja Juana dalam menghabisi nyawa korban?
Latar Belakang Kehidupan Juana yang Kelam
Juana lahir di dekat Meksiko City sekitar 29 tahun silam. Semasa muda ia harus berjuang keras untuk menghidupi diri sendiri dan anak yang dikandungnya. Ini karena dirinya pernah diperkosa dan hamil di usia yang masih sangat muda, 15 tahun. Juana sendiri sejak kecil terkenal sebagai seorang pemberontak. Tabiat itulah yang akhirnya membawa Juana pada kehidupan bebas. Ia menjadi pecandu alkohol dan narkoba.
Tak berhenti di situ saja, setelah melahirkan anaknya Juana malah melebarkan sayap ke dunia prostitusi. Dari situ Juana semakin terpuruk dalam dunia hitam gangster dan bergabung dengan kartel narkoba terbesar di Meksiko, Los Zetas. Di sana ia mendapat tugas sebagai pengawas polisi dan tentara saat Los Zetas melakukan transaksi narkoba dengan klien.
Sering Diperlakukan Kasar dan Tak Tega Melihat Pembunuhan
Bertugas sebagai pengawas tentu saja nggak mudah. Juana harus siaga penuh selama sekitar 8 jam mengawasi kalau-kalau ada polisi atau tentara yang tiba-tiba datang. Selama bertugas, tentu saja Juana pernah teledor dan mengakibatkan transaksi narkoba kartel Los Zetas tak berjalan lancar. Sebagai hukumannya, ia bakal diikat di sebuah tiang dan dipukuli oleh bosnya.
Tak hanya sampai di situ, ia hanya diberi makan sehari sekali berupa tacho, makanan khas Meksiko. Selama bergabung dengan kartel Los Zetas pemandangan kekerasan juga menjadi makanan sehari-hari. Namanya juga perempuan, jauh di lubuk hatinya, ia tak kuasa melihat pembunuhan kejam yang berdarah-darah tersebut.
Menjadi Pembunuh Bayaran yang Kejam dan Gemar Mandi Darah Korban
Kekejaman yang sering disaksikan Juana lama-lama menjadi sesuatu yang lumrah. Pada akhirnya ia sudah kebal menyaksikan merahnya darah. Dari situlah kehidupan sebagai pembunuh bayaran dimulai. Tak disangka, Juana menjadi seorang pembunuh bayaran yang sadis. Metode pembunuhannya terkenal tak berperikemanusiaan dengan cara memenggal kepala korban.
Saat diadili di pengadilan California, para juri juga menemukan fakta mengejutkan tentang perlakuan Juana terhadap korbannya. Darah korban pembunuhan tersebut diusap-usapkan pada tubuhnya dan selagi masih hangat ia meminumnya. Bahkan kadang Juana yang mendapat julukan ‘Si Kecil’ ini juga gemar bersetubuh dengan mayat korban.
Sepandai-pandai gangster melompat, akhirnya masuk bui juga. Kabarnya Juana pada akhirnya harus mendekam di penjara karena tindakannya yang sudah di luar batas. Kisah Juana dari Los Zetas benar benar berkebalikan dengan Phoolan Devi yang sama-sama bermasa lalu kelam dan dibesarkan di lingkungan gangster. Janganlah kerasnya hidup menghilangkan kelembutan hati kita. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, masih ada Tuhan untuk tempat kembali.
No comments :